"Does love need a logical reason?

What do i know from the first time we met, i'm sure that couldn't feel more comfortable with any other woman besides you.. The time that i asked you to be my girlfriend and your asking me to be yours, i feel like i could actually live in the future, our future..

And the way that i knew that something is meant to be is that i could still remember something that i don't even think about for a long time.

I still remember the time when we chat on Y!M from the moment your school starts till your school ends.
I remember you said that you replied to me in secret when you're still in class.
I remember the first time we met, i called you on the phone because i wasn't really sure if it is you, or an angel had just fell down from the sky.

Really, at first i thought you're too good to be true. Now i realize that you're exactly the best girl in the world.
Those things that i can't seem to forget.."
bahwa kita perlu bicara. lagi.
ketika masa depan menjadi taruhannya, apakah kita masih dapat bermain dengan rindu?
selalu harus ada yang bertanggung jawab.
untuk pesakitan ini.
untuk bahagia ini.






kamu?
"selamat tidur dixie.. tidur yang tenang dan biarkan aku menjagamu. bahkan dari mimpi burukmu. selalu."
hati-hati dengan hati. perlakukan hati dengan hati.
ternyata memang membutuhkan hati ketika menulis.
lalu ketika hati telah disimpan rapi, apa mungkin jari-jari ini menari?
bahwa kita memang pantas untuk mendapatkan yang terbaik.
petikan pembicaraan antara gue dan Yunda, ketika menunggu hujan reda:


"satu tahun lagi ketika gue wisuda, tolong beritahu siapapun yang berniat ingin memberi gue bunga, untuk membeli bunga yang banyak, yang bahkan ketika gue merentangkan tangan membentuk lingkaran untuk memeluk bunga-bunga itu, masih ada bunga yang berjatuhan. saking banyaknya. tolong ya kasih tau orang yang baik hati itu, nanti.."
sampai ini, kata-kata memudar. tergugu.
bahkan angan tak berani mengintip dari jendelanya.
seperti ada yang salah.
siapa? apa? mengapa?
ternyata begini rasanya menghentikan asa. dia. aku. sakit.
kenapa harus khawatir dengan perbedaan? kenapa harus sama dengan lainnya?
#refleksidiri
What It Means to "Let Go"
Posted by Lin on August 8, 2008



To "let go" does not mean to stop caring,
it means I can't do it for someone else.

To "let go" is not to cut myself off,
it's the realization I can't control another.

To "let go" is not to enable,
but to allow learning from natural consequences.

To "let go" is to admit powerlessness,
which means the outcome is not in my hands.

To "let go" is not to try to change or blame another,
it's to make the most of myself.

To "let go" is not to care for,
but to care about.

To "let go" is not to fix,
but to be supportive.

To "let go" is not to judge,
but to allow another to be a human being.

To "let go" is not to be in the middle arranging the outcomes,
but to allow others to affect their own destinies.

To "let go" is not to be protective,
it's to permit another to face reality.

To "let go" is not to deny,
but to accept.

To "let go" it not to nag, scold or argue,
but instead to search out my own shortcomings, and correct them.

To "let go" is not to adjust everything to my desires
but to take each day as it comes,
and cherish myself in it.

To "let go" is not to criticize and regulate anybody
but to try to become what I dream I can be.

To "let go" is not to regret the past,
but to grow and live for the future.

To "let go" is to fear less,
and love more.

(Unknown Author)
Sampai di suatu titik dimana aku ingin mendengar seseorang berseru, "STOP! Bubar semuanya bubar! Pulang ke rumah masing-masing dan raih kebahagianmu disana"
Tidak pernah aku membawa-bawa Tuhan diantara kita. Ia ada diatas kita. Mengamini.
Ini tentang mimpi. Angan-angan.

Aku mempunyai mimpi, berjalan di pinggir pantai bersamamu. Kamu yg juga mencintai pantai. Yg juga mencintai petualangan. Mencintai pemandangan baru. Meladeni dahaga penglihatan.

Aku mempunyai mimpi, berbincang di teras rumah di pinggir pantai ditemani secangkir teh hangat bersamamu. Yang juga mencintai tawa. Tawa yang seirama. Tawa yang membuat air mata bahagia menjumpai senyumnya.

Aku mempunyai mimpi, mengendus aroma masakan yang telah aku buat di rumah pinggir pantai untukmu. Yang selalu memintaku memasak. Yang selalu merayuku untuk mencoba resep-resep baru. Kesukaanku. Kesukaanmu.

Aku mempunyai mimpi, menjemur pakaian di samping rumah pinggir pantai. Pakaian hadiah darimu. Kesukaanku. Kamu tahu.

Aku mempunyai mimpi, bersandar di pundakmu di depan televisi rumah di pinggir pantai. Menemanimu menyaksikan acara kesukaanmu. Hobimu. saling merangkul. Hobiku. Kesukaanku. Terlindungi. Aman. Utuh.

Aku mempunyai mimpi, menggandeng tanganmu kemanapun kamu pergi di sekeliling pantai. Tak ingin lepas. Tanganmu. Tubuhmu.

Aku mempunyai mimpi, berada diatas kasur empuk murahan satu-satunya yang ada di dalam rumah pinggir pantai bersamamu. Berbincang mengenai kejadian. Pengalaman. Masa depan. Bahkan diskusipun ikut menemani. Diskusi kecil bersama kamu yang selalu diakhiri tawa. Tawa yang sama. Hingga bulan terlalu capai menemani kita.

Aku mempunyai mimpi, ketika bohlam lampu di rumah pinggir pantai padam kamu langsung memperbaikinya. Inisiatif. Dan aku memegangi kursi tempat kamu berpijak. Memakmumi. Kamu yg lebih tahu.

Aku mempunyai mimpi, ketika tanganku tertusuk pisau ketika memotong buah kesukaanmu, kamu langsung mendengar kesakitanku. Khawatir. Berlari. Tak ingin dikalahkan oleh waktu dan terlambat.

Aku mempunyai mimpi, bermain voli pantai di depan rumah beralaskan pasir-pasir putih bersamamu ditemani senja. Saling melawan namun saling menopang. Berirama. Kamu menang aku menang. Akhirnya.

Aku mempunyai mimpi. Angan-angan. Dan kamu.
Lihat mentari itu!
Ia datang dan menyinari semangatku. Memberiku senyum terindahnya.
Lalu kamu?
sepertinya ada yg sedang melawan.
maaf hujan, kamu kalah deras malam ini
seperti bunga yang selalu dihinggapi kumbangnya. agar kuat, agar tetap ada
matahari terlalu setia menemani bumi
seperti itukah kamu?
atau sama saja seperti hujan yang datang dan pergi tidak diduga, meremehkan setiap rencana yg telah disusun penghuni bumi?
jika bayangmu saja tidak dapat kutemui, kuraih, kugandeng, lalu bagaimana dengan hatimu?
bahkan tanah ini merindukan hujan
seperti aku merindukan teduhmu, sejukmu, bahagiamu
Thinking how the story goes
Here helpless and I'm wishing
Played the film inside my mind
But there's a big scene that I'm missing
As I re-read my lines...
I think I said this, I should've said that
Did you edit me out of your mind?
'Cos in a flash you would disappear, gone (gone)

And before the curtain falls, and we act this out again

Maybe I should risk it all and state...

That I'm officially going on

The record just say I'm in love with you
I'm officially everything you hoped that I would be
This time I'll tell the truth
I'm officially wrong I know
For letting you go the way I did
Unconditionally more... than I ever was before
I'm officially yours

Travelling down this road again

Gotta make a few decisions
Don't want you to feel this hurt again
That's why I'm hoping that you'll listen
If you let me press rewind
I'll rehearse every word I should have said
'Cos girl I'm ready to make things right
And here on the stage so we can move on (on)

And before the curtain falls, and we act this out again

Missing pieces are resolved, so stay

(Repeat chorus)


Things I should have said like I appreciate

The time that I spend with you
Inspire me with the smile I put on your pretty face
My world comes alive now I know (and now I know it babe)
This time I'm not letting go... 'Cos I'm officially yours, oh
Officially everything you hoped that I would be
This time I'll tell the truth
I'm officially wrong I know
For letting you go the way I did
Unconditionally more... Than I ever was before

(Repeat chorus)


(Girl I'm unconditionally yours, officially yours your man)

(Girl I'm unconditionally yours, officially yours I am)
(Girl I'm unconditionally yours, officially yours your man)
(Girl I'm unconditionally yours, officially yours I am)

by: Craig David - officially yours



why i love this song? i dont know.
mungkin ini kamu. mungkin ini aku.

bahkan hujan terlalu malu untuk berkunjung
seperti kamu, yang selalu ditunggu
tunggu bisa jadi senang ketika ditemani cinta
sakit bisa jadi tawa ketika dibantu cinta
walau sebenarnya cintanya menjadi luka
terkadang hal remeh bisa menjadi penting ketika hal tersebut dianggap remeh