Ini tentang mimpi. Angan-angan.

Aku mempunyai mimpi, berjalan di pinggir pantai bersamamu. Kamu yg juga mencintai pantai. Yg juga mencintai petualangan. Mencintai pemandangan baru. Meladeni dahaga penglihatan.

Aku mempunyai mimpi, berbincang di teras rumah di pinggir pantai ditemani secangkir teh hangat bersamamu. Yang juga mencintai tawa. Tawa yang seirama. Tawa yang membuat air mata bahagia menjumpai senyumnya.

Aku mempunyai mimpi, mengendus aroma masakan yang telah aku buat di rumah pinggir pantai untukmu. Yang selalu memintaku memasak. Yang selalu merayuku untuk mencoba resep-resep baru. Kesukaanku. Kesukaanmu.

Aku mempunyai mimpi, menjemur pakaian di samping rumah pinggir pantai. Pakaian hadiah darimu. Kesukaanku. Kamu tahu.

Aku mempunyai mimpi, bersandar di pundakmu di depan televisi rumah di pinggir pantai. Menemanimu menyaksikan acara kesukaanmu. Hobimu. saling merangkul. Hobiku. Kesukaanku. Terlindungi. Aman. Utuh.

Aku mempunyai mimpi, menggandeng tanganmu kemanapun kamu pergi di sekeliling pantai. Tak ingin lepas. Tanganmu. Tubuhmu.

Aku mempunyai mimpi, berada diatas kasur empuk murahan satu-satunya yang ada di dalam rumah pinggir pantai bersamamu. Berbincang mengenai kejadian. Pengalaman. Masa depan. Bahkan diskusipun ikut menemani. Diskusi kecil bersama kamu yang selalu diakhiri tawa. Tawa yang sama. Hingga bulan terlalu capai menemani kita.

Aku mempunyai mimpi, ketika bohlam lampu di rumah pinggir pantai padam kamu langsung memperbaikinya. Inisiatif. Dan aku memegangi kursi tempat kamu berpijak. Memakmumi. Kamu yg lebih tahu.

Aku mempunyai mimpi, ketika tanganku tertusuk pisau ketika memotong buah kesukaanmu, kamu langsung mendengar kesakitanku. Khawatir. Berlari. Tak ingin dikalahkan oleh waktu dan terlambat.

Aku mempunyai mimpi, bermain voli pantai di depan rumah beralaskan pasir-pasir putih bersamamu ditemani senja. Saling melawan namun saling menopang. Berirama. Kamu menang aku menang. Akhirnya.

Aku mempunyai mimpi. Angan-angan. Dan kamu.

No comments:

Post a Comment